Selasa, 25 Juni 2013

Gejala & Penyebab Penyakit Liver Pengertian penyakit liver

Gejala & Penyebab Penyakit Liver


Pengertian penyakit liver

Liver atau hati merupakan organ yang sangat penting bagi kelangsungan hidup yang memiliki lebih dari 500 fungsi, termasuk menetralkan tubuh dari zat-zat berbahaya  yang masuk dari luar tubuh maupun yang terbentuk di dalam tubuh akan dibuang ke hati bersama-sama cairan empedu menuju usus, mengontrol penggumpalan darah serta menghasilkan empedu untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak pada proses pencernaan.   Selain itu Fungsi hati adalah sebagai tempat pembentukan plasma darah dan zat pembeku darah, sebagai tempat penyimpanan zat-zat mineral, seperti besi, kalium, dan tembaga, penyimpan cadangan air, tempat pembakaran gula dan pembentukan kolesterol.
Liver merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di bagian kanan atas perut yang terdiri atas dua bagian, lobus kiri dan lobus kanan. Lobus kanan lebih besar sekitar 65% dari total volume liver. Organ liver memiliki kelebihan tersendiri dibanding dengan organ lainnya karena organ liver adalah satu-satunya organ dalam tubuh yang dapat memperbaharui diri sendiri. Oleh sebab itu, bila sebagian liver diangkat maka dalam waktu relatif tidak terlalu lama (sekitar 2 minggu) dapat tumbuh kembali keukuran asalnya karena  liver sendiri terdiri atas sel-sel kecil yang disebut hepatosit yang berfungsi memproduksi sel-sel baru dalam waktu yang cepat
Pada umumnya liver lebih dikenal sebagai penyakit yang berhubungan dengan organ hati atau biasa juga disebut sebagai hepatitis. Seperti yang kita ketahui bahwa hepatitis adalah peradangan pada hati ini bisa terjadi karena mengkonsumsi toxin yang terbawa oleha bahan makanan, obat-obatan yang banyak mengandung bahan kimia atau bisa juga disebabkan oleh suatu agen infeksi (virus) atau karena keracunan. Penyakit liver ini dapat dibedakan menjadi dua bagian tergantung berapa lama penderita mengidap penyakit ini. jika seorang penderita menderita hepatitis kurang dari 6 bulan maka disebut hepatitis akut dan jika penyakit tersebut selama 6 bulan lebih maka disebut hepatitis kronis.

Penyebab penyakit liver

Secara umum penyebab penyakit liver dapat disebabkan oleh kondisi berikut ini :
  • Adanya kelainan hati yang merupakan bawaan sejak lahir atau pada saat kelahiran.
  • Adanya gangguan dan kelainan pada proses metabolisme
  • Infeksi virus atau bakteri (hepatitis A, hepatitis B, atau hepatitis non-A dan non-B).
  • Obat-obat tertentu yang merupakan racun bagi hati.
  • Kekurangan gizi atau nutrisi
  • Terinfeksi racun, seperti jamur aflatoxin, vinyl chloride, anabolic steroids, dan arsenic
  •  Ketergantunga alkohol dan zat adiktif lainnya.
  • Kecanduan dan kebiasaan merokok juga dapat  menjadi salah satu faktor penyebab

Gejala penyakit Liver

Berikut ini adalah gejala penyakit liver yang biasa dialami dan terlihat pada penderita penyakit liver :
  • Kulit dan selaput putih mata yang mungkin akan berubah warna menjadi kuning, Gejala ini biasa dikenal sebagai penyakit kuning. Warna kuning timbul disebabkan oleh cairan empedu yang berlebihan kadarnya dalam darah.
  • Sering muntah dan kehilangan selera makan.
  • Mudah depresi
  • Sering merasakan nyeri pada bagian kanan atas perut
  • Badan gampang lelah dan terasa sakit (malaise)
  • Urin berwarna cokelat pekat seperti teh
  • Warna tinja / feces pucat
  • Kehilangan berat badan dengan cepat
  • Kadar gula darah rendah  (Hipoglikemia)
  • Gairah seks menurun
  • Terjadinya pembesaran pada pembuluh vena (varises)

Minggu, 23 Juni 2013

Dokumentasi Keperawatan

BAB I
PEMBAHASAN
A.    Konsep Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah suatu dokumen yang berisi data lengkap, nyata, dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan pasien tetapi juga jenis dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. ( Fisbach, 1991 ).
Dokumentasi yaitu setiap penglihatan / bukti fisik dapat berupa tulisan, foto, video klip, kaset dan lain-lain, yang telah dilakukan dan dapat dikumpulkan / dipakai kembali ( thyredot ) atau semua data. Otentik yang dapat dibuktikan secara hukum dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan aturan dan dapat digunakan untuk melindungi klien ( Informed Concent )
Dokumentasi keperawatan adalah metode sistematis untuk mengidenfikasi masalah klien, merencanakan, mengimplementasi strategi pemecahan masalah mengevaluasi efektifitas dari tindakan keperawatan yang telah diberikan. ( Kozier dan ERB )

Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis / tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach 1991)
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang disusun secara sistematis, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan. (Zaidin Ali, 1998 ).

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendokumentasian adalah sebagai berikut :
1.     Informasi mencakup aspek biologis, psikologis, social, dan spiritual, yang terjadi pada setiap tahap proses keperawatan yang dicatat secara menyeluruh.
2.     Informasi yang diperoleh menjadi dasar bagi penegakan diagnosis keperawatan, pembuatan rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan dan menjadi umpan balik selanjutnya.
3.     Informasi disusun secara sistematis, dalam suatu format yang telah disetujui dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral maupun hukum.
B.    Tujuan
Sebagai dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan keperawatan klien, catatan tersebut dapat diartikan sebagai suatu catatan bisnis dan hukum yang mempunyai banyak manfaat dan penggunaannya.
Tujuan utama dari pendokumentasian adalah untuk:
1.     Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan.
2.     Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika. Hal ini juga menyediakan :
ü  Bukti kualitas asuhan keperawatan.
ü  Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban kepada klien.
ü  Informasi terhadap perlindungan individu.
ü  Bukti aplikasi standar praktik keperawatan.
ü  Sumber informasi statistik untuk standar dan riset keperawatan.
ü  Pengurangan biaya informasi.
ü  Sumber informasi untuk data yang harus dimasukan.
ü  Komunikasi konsep resiko tindakan keperawatan.
ü  Informasi untuk murid.
ü  Persepsi hak klien.
ü  Dokumentasi untuk tenaga profesional dan tanggung jawab etik dan mempertahankan kerahasiaan informasi klien.
ü  Suatu data keuangan yang sesuai.
ü  Data perencanaan pelayanan kesehatan di masa akan datang, Selain itu, dokumentasi juga diperlukan untuk :
Ø  Menghindari kesalahan, tumpang tindih dan ketidak lengkapan informasi dalam asuhan keperawatan.
Ø  Terbinanya koordinasi yang baik dan dinamis antara sesama perawat  atau pihak lain melalui komunikasi tulisan.
Ø  Meningkatkan efisiensi dan efektifitas tenaga keperawatan.
Ø  Terjaminnya kualitas asuhan keperawatan.
Ø  Perawat mendapat perlindungan secara hukum.
Ø  Memberikan data bagi penelitian, penulisan karya ilmiah, dan penyempurnaan standar asuhan keperawatan. ( Zaidin Ali, 1999)
C.    Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
1.     Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai hukum, Bila terjadi suatu masalah (minconduct) yang berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu, Dokumentasi tersebut dapat dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan, Oleh karena itu, data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat), tanggal dan perlunya dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interprestasi yang salah



2.     Jaminan Mutu (Kualitas Pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan memberi kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien dan untuk mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang akurat, Hal ini akan membantu meningkatkan mutu pelayanan keparawatan
3.     Komunitasi
Dokumentasi keadaan klien merupakan alat “perekam” terhadap masalah yang berkaitan dengan klien, Perawat atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat catatan yang ada sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan
4.     Keuangan
Dokumentasi dapat bernilai keuangan, Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatatan dengan lengkap yang dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi klien
5.     Pendidikan
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai pendidikan ,karena isinya menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
6.     Penelitian
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bagian atau obyek riset dan pengembangan profesi keperawatan



7.     Akreditasi.
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Dengan demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian asuhan keperawatan yang diberikan, guna pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan mutu sendiri, juga bagi individu perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan yang lebih tinggi.

D.    Manfaat
1.     Sebagai barang bukti di pengadilan, Oleh karena itu, data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat), tanggal dan perlunya dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interprestasi yang salah.
2.     Membantu menyelesaikan masalah klien dan untuk mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi atau membantu meningkatkan mutu pelayanan keparawatan.
3.     Sebagai Alat komunikasi terhadap masalah yang berkaitan dengan pasien.
4.     Dalam keuangan, itu digunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi klien.
5.     Dalam Pendidikan, itu digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
6.     Dalam Penelitian, itu digunakan sebagai bagian atau obyek riset dan pengembangan profesi keperawatan.
E.     Prinsip-prinsip
Dokumentasi keperawatan mempunyai 3 prinsip yaitu: Brevity, Legibility, dan Accuracy (Carpenitto, 1991) Prinsip-perinsip tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.     Brevity (Ringkas)
Dalam melakukan pendokumentasian setiap petugas/perawat harus brevity, Brevity sendiri adalah ringkas, jadi kita dalam mencatat isi dokumentasi keperawatan harus ringkas dan tidak perlu memasukan kata-kata atau kalimat yang tidak penting dan mempunyai makna yang tidak sesuai.
Misalnya:
®    Intervensi: Berikan cairan infus RL 4 tetes/menit (ringkas/brevity)
®    Intervensi: Berikan cairan infus ringer laktat 4 tetes per menit karena di sarankan oleh dokter bedah yaitu dr. AA Sp.D. yang jaga sihf pagi.( tidak brevity).
Dengan menuliskan catatatan yang ringkas dan mengenai inti masalah maka catatan dokumentasi akan mudah di pahami dan tidak memakan ruang dalam lembar yang tersedia.
2.     Legidibility (mudah dibaca dan di pahami)
Legidibility yaitu dimana dalam penulisan/pencatatan dokumentasi keperawatan harus mudah dibaca dan di pahami oleh perawat lain atau profesi lain yang ikut dalam proses pendokumentasian.
Misalnya:
¨     Perawat harus menuliskan catatan yang jelas yang bisa dibaca dan di mengerti oleh perawat lain, dan tidak menuliskan istilah-istilah yang tidak di pahami oleh orang lain. Semisal ada istilah baru maka harus segera di diskusikan ke semua tim untuk menggunakan istilah tersebut.
3.     Accuracy.
Accuracy adalah sesuai dengan data yang ada pada klien. Jadi kita harus memasukan data pada dokementasi keperawatan harus benar dan sesuai dengan data baik identitas, laboratorium dan radiologi pada setiap klien. Ini adalah aspek yang sangat vital dan tidak boleh salah atau tertukar dengan klien lain. Misal :
Ø  Dalam memasukan data pemberian obat perawat harus teliti dan tidak boleh salah, obat yang resepkan untuk Tn. A tidak boleh di berikan kepada Tn. C.
Hal-hal pokok dalam prinsip-prinsip dokumentasi adalah :
1)     Dokumentasi harus dilakukan segera setelah pengkajian pertama dilakukan, demikian juga pada setiap langkah kegiatan keperawatan.
2)     Bila memungkinkan, catat setiap respon pasien / keluarganya tentang informasi / data yang penting tentang keadaannya.
3)     Pastikan kebenaran setiap data-data yang akan dicatat.
4)     Data pasien harus objektif dan bukan merupakan penafsiran perawat, dalam hal ini perawat mencatat apa yang dilihat dari respon pasien pada saat merawat pasien mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
5)     Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi hal-hal sebagai berikut : adanya perubahan kondisi atau munculnya masalah baru, respon pasien terhadap bimbingan perawat.
6)     Harus dihindari dokumentasi yang baku sebab sifat individu /Pasien adalah unik dan setiap pasien mempunyai masalah yang berbeda.
7)     Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan yang dicatat, harus disepakati atas kebijaksanaan institut setempat.
8)     Data harus ditulis secara syah dengan menggunakan tinta dan jangan menggunakan pinsil agar tidak mudah dihapus.





9)     Untuk merubah atau menutupi kesalahan apabila terjadi salah tulis, coret dan diganti dengan yang benar kemudian ditanda tangani.
10) Untuk setiap kegiatan dokumentasi, cantumkan waktu ,tanda tangan dan nama jelas penulis.
11) Wajib membaca setiap tulisan dari anggota lain kesehatan yang lain sebelum menulis data terakhir.
12) Dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas dan lengkap.
























BAB II
PENUTUP
A.    Kesimpulan.
Dokumentasi adalah suatu dokumen yang berisi data lengkap, nyata, dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan pasien tetapi juga jenis dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. ( Fisbach, 1991 ).
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis / tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach 1991).
Pentingnya dokumentasi dalam keperawatan :
a.      Sebagai Hukum
b.     Sebagai Komunikasi
c.      Sebagai Jaminan mutu (kualitas pelayanan)
d.     Sebagai Penelitian
e.      Sebagai Pendidikan
f.      Sebagai Keuangan

B.    Saran
            Dokumentasi keperawatan sangatlah penting dalam proses keperawatan terhadap klien. Jadi kita sebagai mahasiswa harus belajar memahami apa itu dokumentasi keperawatan dan bagaimana cara membuatnya. Sehingga jika kelak kita terjun dilahan kita sebagai calon perawat sudah paham dengan cara pembuatan dan tujuan pembuatan dokumentasi keperawatan.




DAFTAR PUSTAKA

  1. Nursalam. 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep & Praktik. Jakarta : Salemba Medika.
  2. Tarwoto, Wartonah. 2005. Kebutuhan dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika
  1. Aditama, Tjandra Yoga. 2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : UIP.
  2. Ali, Zaidin. 2001. Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika









MAKALAH TUGAS INDIVIDU





Disusun Oleh:
1.     Uung Halim Apriyadi (106112070)




D3 KEPERAWATAN 1B
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2012/2013


Kamis, 20 Juni 2013

  • ULKUS PEPTIKUM

DEFINISI

  • Ulkus Peptikum adalah luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan.
  • Ulkus yang dangkal disebut erosi.
  • Pepsin adalah suatu enzim yang bekerja sama dengan asam klorida (HCl) yang dihasilkan oleh lapisan lambung untuk mencerna makanan, terutama protein.
  • Ulkus peptikum terjadi pada lapisan saluran pencernaan yang telah terpapar oleh asam dan enzim-enzim pencernaan, terutama pada lambung dan usus dua belas jari.
  • Nama dari ulkus menunjukkan lokasi anatomis atau lingkungan dimana ulkus terbentuk.
  • Ulkus duodenalis, merupakan jenis ulkus peptikum yang paling banyak ditemukan, terjadi pada duodenum (usus dua belas jari), yaitu beberapa sentimeter pertama dari usus halus, tepat dibawah lambung.
  • Ulkus gastrikum lebih jarang ditemukan, biasanya terjadi di sepanjang lengkung atas lambung.
  • Jika sebagian dari lambung telah diangkat, bisa terjadi ulkus marginalis, pada daerah dimana lambung yang tersisa telah disambungkan ke usus.
  • Regurgitasi berulang dari asam lambung ke dalam kerongkongan bagian bawah bisa menyebabkan peradangan (esofagitis) dan ulkus esofagealis.
  • Ulkus yang terjadi dibawah tekanan karena penyakit berat, luka bakar atau cedera disebut ulkus karena stres.

PENYEBAB

  • Ulkus terjadi jika mekanisme pertahanan yang melindungi duodenum atau lambung dari asam lambung menurun, misalnya jika terjadi perubahan dalam jumlah lendir yang dihasilkan.
  • Penyebab dari menurunnya mekanisme pertahanan ini tidak diketahui.
  • Hampir setiap orang menghasilkan asam lambung, tetapi hanya 1 diantara 10 yang membentuk ulkus.
  • Setiap orang menghasilkan asam lambung dalam jumlah yang berlainan dan pola pembentukan asam ini cenderung menetap sepanjang hidup seseorang.
  • Bayi dapat digolongkan sebagai penghasil asam yang rendah, sedang atau tinggi.
  • Penghasil asam yang tinggi memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menderita ulkus peptikum dibandingkan dengan penghasil asam yang rendah.
  • Tetapi sebagian besar penghasil asam yang tinggi tidak pernah memiliki ulkus dan beberapa penghasil asam yang rendah memiliki ulkus.
  • Karena itu jelas terlihat, bahwa terdapat faktor lainnya yang berperan dalam pembentukan ulkus, selain pengeluaran asam.
  • Banyak penderita ulkus duodenalis yang memiliki bakteri Helicobacter pylori dalam lambungnya, dan bakteri ini diduga merupakan penyebab utama dari ulkus peptikum.
  • Bagaimana peran bakteri dalam terbentuknya suatu ulkus, masih belum jelas.
  • Bakteri bisa mempengaruhi pertahanan normal terhadap asam lambung atau menghasilkan racun yang berperan dalam pembentukan ulkus.
  • Ulkus duodenalis hampir tidak pernah berubah menjadi suatu keganasan (kanker).
  • Ulkus gastrikum berbeda dengan ulkus duodenalis, yaitu bahwa ulkus gastrikum cenderung timbul di kemudian hari.
  • Obat-obat tertentu (terutama aspirin, ibuprofen dan obat anti peradangan non-steroid lainnya), menyebabkan timbulnya erosi dan ulkus di lambung, terutama pada usia lanjut.
  • Erosi dan ulkus ini cenderung akan membaik jika pemakaian obat tersebut dihentikan dan jarang kambuh kembali kecuali jika obat digunakan kembali.
  • Beberapa ulkus gastrikum yang ganas juga akan membaik secara perlahan, sehingga sulit untuk membedakannya dari ulkus gastrikum yang jinak.

GEJALA

  • Ciri khas dari ulkus adalah cenderung sembuh dan kambuh kembali.
  • Gejalanya bervariasi tergantung dari lokasinya dan usia penderita.
  • Anak-anak dan usia lanjut bisa tidak memiliki gejala yang umum atau bisa tidak memiliki gejala sama sekali. Ulkus ditemukan hanya setelah terjadinya komplikasi.
  • Hanya separuh dari penderita yang memiliki gejala khas dari ulkus duodenalis, yaitu nyeri lambung, perih, panas, sakit, rasa perut kosong dan lapar.
  • Nyeri cenderung dirasakan pada saat perut kkosong.
  • Keluhan biasanya tidak timbul pada saat bangun tidur pagi, tetapi baru dirasakan beberapa saat kemudian.
  • Nyeri dirasakan terus menerus, sifatnya ringan atau agak berat dan terlokalisir di tempat tertentu, yaitu hampir selalu dirasakan tepat dibawah tulang dada.
  • Minum susu, makan atau minum antasid bisa mengurangi nyeri, tetapi nyeri biasanya akan kembali dirasakan dalam 2-3 jam kemudian.
  • Penderita sering terbangun pada jam 1-2 pagi karena nyeri.
  • Nyeri sering muncul satu kali atau lebih dalam satu hari, selama satu sampai beberapa minggu dan kemudian bisa menghilang tanpa pengobatan.
  • Tetapi nyeri biasanya akan kambuh kembali, dalam 2 tahun pertama dan kadang setelah beberapa tahun.
  • Penderita biasanya memiliki pola tertentu dan mereka mengetahui kapan kekambuhan akan terjadi (biasanya selama mengalami stres).
  • Gejala ulkus gastrikum seringkali tidak memiliki pola yang sama dengan ulkus duodenalis.
  • Makan bisa menyebabkan timbulnya nyeri, bukan mengurangi nyeri.
  • Ulkus gastrikum cenderung menyebabkan pembengkakan jaringan yang menuju ke usus halus, sehingga bisa menghalangi lewatnya makanan yang berasal dari lambung. Hal ini bisa menyebabkan perut kembung, mual atau muntah setelah makan.

Ulkus gastrikum

Penderita esofagitis atau ulkus esofagealis, biasanya merasakan nyeri pada saat menelan atau pada saat berbaring.
Gejala yang lebih berat akan timbul jika terjadi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya perdarahan).

KOMPLIKASI.

Sebagian besar ulkus bisa disembuhkan tanpa disertai komplikasi lanjut.
Tetapi pada beberapa kasus, ulkus peptikum bisa menyebabkan komplikasi yang bisa berakibat fatal, seperti penetrasi, perforasi, perdarahan dan penyumbatan.

Penetrasi

  • Sebuah ulkus dapat menembus dinding otot dari lambung atau duodenum dan sampai ke organ lain yang berdekatan, seperti hati atau pankreas.
  • Hal ini akan menyebabkan nyeri tajam yang hebat dan menetap, yang bisa dirasakan diluar daerah yang terkena (misalnya di punggung, karena ulkus duodenalis telah menembus pankreas).
  • Nyeri akan bertambah jika penderita merubah posisinya.
  • Jika pemberian obat tidak berhasil mengatasi keadaan ini, mungkin perlu dilakukan pembedahan.

Perforasi

  • Ulkus di permukaan depan duodenum atau (lebih jarang) di lambung bisa menembus dindingnya dan membentuk lubang terbuka ke rongga perut.
  • Nyeri dirasakan secara tiba-tiba, sangat hebat dan terus menerus, dan dengan segera menyebar ke seluruh perut.
  • Penderita juga bisa merasakan nyeri pada salah satu atau kedua bahu, yang akan bertambah berat jika penderita menghela nafas dalam.
  • Perubahan posisi akan memperburuk nyeri sehingga penderita seringkali mencoba untuk berbaring mematung.
  • Bila ditekan, perut terasa nyeri.
  • Demam menunjukkan adanya infeksi di dalam perut.
  • Jika tidak segera diatasi bisa terjadi syok.
  • Keadaan ini memerlukan tindakan pembedahan segera dan pemberian antibiotik intravena.

Perdarahan

  • Perdarahan adalah komplikasi yang paling sering terjadi.
  • Gejala dari perdarahan karena ulkus adalah:
    • Muntah darah segar atau gumpalan coklat kemerahan yang berasal dari makanan yang sebagian telah dicerna, yang menyerupai endapan kopi
    • Tinja berwarna kehitaman atau tinja berdarah.
  • Dengan endoskopi dilakukan kauterisasi ulkus.
  • Bila sumber perdarahan tidak dapat ditemukan dan perdarahan tidak hebat, diberikan pengobatan dengan antagonis-H2 dan antasid.
  • Penderita juga dipuasakan dan diinfus, agar saluran pencernaan dapat beristirahat.
  • Bila perdarahan hebat atau menetap, dengan endoskopi dapat disuntikkan bahan yang bisa menyebabkan pembekuan. Jika hal ini gagal, diperlukan pembedahan.

Penyumbatan

  • Pembengkakan atau jaringan yang meradang di sekitar ulkus atau jaringan parut karena ulkus sebelumnya, bisa mempersempit lubang di ujung lambung atau mempersempit duodenum.
  • Penderita akan mengalami muntah berulang, dan seringkali memuntahkan sejumlah besar makanan yang dimakan beberapa jam sebelumnya.
  • Gejala lainnya adalah rasa penuh di perut, perut kembung dan berkurangnya nafsu makan.
  • Lama-lama muntah bisa menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi dan ketidakseimbangan mineral tubuh. Mengatasi ulkus bisa mengurangi penyumbatan, tetapi penyumbatan yang berat memerlukan tindakan endoskopik atu pembedahan.

DIAGNOSA

  • Nyeri lambung yang khas merupakan petunjuk adanya ulkus. Diperlukan beberapa pemeriksaan untuk memperkuat diagnosis karena kanker lambung juga bisa menyebabkan gejala yang sama.
  • Endoskopi adalah suatu prosedur dimana sebuah selang lentur dimasukkan melalui mulut dan bisa melihat langsung ke dalam lambung. Pada pemeriksaan endoskopi, bisa diambil contoh jaringan untuk keperluan biopsi.
Keuntungan dari endoskopi:
  • lebih dapat dipercaya untuk menemukan adanya ulkus dalam duodenum dan dinding belakang lambung dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen
  • lebih bisa diandalkan pada penderita yang telah menjalani pembedahan lambung
  • bisa digunakan untuk menghentikan perdarahan karena ulkus.
  • Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan duodenum (juga disebut barium swallow atau seri saluran pencernaan atas) dilakukan jika ulkus tidak dapat ditemukan dengan endoskopi.
  • Analisa lambung merupakan suatu prosedur dimana cairan lambung dihisap secara langsung dari lambung dan duodenum sehingga jumlah asam bisa diukur.
  • Prosedur ini dilakukan hanya jika ulkusnya berat atau berulang atau sebelum dilakukannya pembedahan.
  • Pemeriksaan darah tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi hitung jenis darah bisa menentukan adanya anemia akibat perdarahan ulkus. Pemerisaan darah lainnya bisa menemukan adanya Helicobacter pylori.

PENGOBATAN

  • Salah satu segi pengobatan ulkus duodenalis atau ulkus gastrikum adalah menetralkan atau mengurangi keasaman lambung.
  • Proses ini dimulai dengan menghilangkan iritan lambung (misalnya obat anti peradangan non-steroid, alkohol dan nikotin).
  • Makanan cair tidak mempercepat penyembuhan maupun mencegah kambuhnya ulkus. Tetapi penderita hendaknya menghindari makanan yang tampaknya menyebabkan semakin memburuknya nyeri dan perut kembung.

ANTASID

  • Antasid mengurangi gejala, mempercepat penyembuhan dan mengurangi jumlah angka kekambuhan dari ulkus.
  • Sebagian besar antasid bisa diperoleh tanpa resep dokter.
  • Kemampuan antasid dalam menetralisir asam lambung bervariasi berdasarkan jumlah antasid yang diminum, penderita dan waktu yang berlainan pada penderita yang sama.
  • Pemilihan antasid biasanya berdasarkan kepada rasa, efek terhadap saluran pencernaan, harga dan efektivitasnya. Tablet mungkin lebih disukai, tetapi tidak seefektif obat sirup.

Antasid yang dapat diserap

  • Obat ini dengan segera akan menetralkan seluruh asam lambung.
  • Yang paling kuat adalah natrium bikarbonat dan kalsium karbonat, yang efeknya dirasakan segera setelah obat diminum.
  • Obat ini diserap oleh aliran darah, sehingga pemakaian terus menerus bisa menyebabkan perubahan dalam keseimbangan asam-basa darah dan menyebabkan terjadinya alkalosis (sindroma alkali-susu). Karena itu obat ini biasanya tidak digunakan dalam jumlah besar selama lebih dari beberapa hari.

Antasid yang tidak dapat diserap

  • Obat ini lebih disukai karena efek sampingnya lebih sedikit, tidak menyebabkan alkalosis.
  • Obat ini berikatan dengan asam lambung membentuk bahan yang bertahan di dalam lambung, mengurangi aktivitas cairan-cairan pencernaan dan mengurangi gejala ulkus tanpa menyebabkan alkalosis.
  • Tetapi antasid ini mempengaruhi penyerapan obat lainnya (misalnya tetracycllin, digoxin dan zat besi) ke dalam darah.

Alumunium Hdroksida

  • Merupakan antasid yang relatif aman dan banyak digunakan. Tetapi alumunium dapat berikatan dengan fosfat di dalam saluran pencernaan, sehingga mengurangi kadar fosfat darah dan mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan lemas.
  • Resiko timbulnya efek samping ini lebih besar pada penderita yang juga alkoholik dan penderita penyakit ginjal (termasuk yang menjalani hemodialisa).
  • Obat ini juga bisa menyebabkan sembelit.

Magnesium Hidroksida

  • Merupakan antasid yang lebih efektif daripada alumunium hidroksida.
  • Dosis 4 kali 1-2 sendok makan/hari biasanya tidak akan mempengaruhi kebiasaan buang air besar; tetapi bila lebih dari 4 kali bisa menyebabkan diare.
  • Sejumla kecil magnesium diserap ke dalam darah, sehingga obat ini harus diberikan dalam dosis kecil kepada penderita yang mengalami kerusakan ginjal.
  • Banyak antasid yang mengandung magnesium dan alumunium hidroksida.

OBAT-OBAT ULKUS

  •  Ulkus biasanya diobati minimal selama 6 minggu dengan obat-obatan yang mengurangi jumlah asam di dalam lambung dan duodenum.
  • Obat ulkus bisa menetralkan atau mengurangi asam lambung dan meringankan gejala, biasanya dalam beberapa hari.
Sucralfate
  • Cara kerjanya adalah dengan membentuk selaput pelindung di dasar ulkus untuk mempercepat penyembuhan.
  • Sangat efektif untuk mengobati ulkus peptikum dan merupakan pilihan kedua dari antasid.
  • Sucralfate diminum 3-4 kali/hari dan tidak diserap ke dalam darah, sehingga efek sampingnya sedikit, tetapi bisa menyebabkan sembelit.

Antagonis H2

  • Contohnya adalah cimetidine, ranitidine, famotidine dan nizatidine.
  • Obat ini mempercepat penyembuhan ulkus dengan mengurangi jumlah asam dan enzim pencernaan di dalam lambung dan duodenum. Diminum 1 kali/hari dan beberapa diantaranya bisa diperoleh tanpa resep dokter.
  • Pada pria cimetidine bisa menyebabkan pembesaran payudara yang bersifat sementara dan jika diminum dalam waktu lama dengan dosis yang tinggi bisa menyebabkan impotensi. Perubahan mental (terutama pada penderita usia lanjut), diare, ruam, demam dan nyeri otot telah dilaporkan terjadi pada 1% penderita yang mengkonsumsi cimetidine.
  • Jika penderita mengalami salah satu dari efek samping tersebut diatas, maka sebaiknya cimetidine diganti dengan antagonis H2 lainnya.
  • Cimetidine bisa mempengaruhi pembuangan obat tertentu dari tubuh (misalnya teofilin untuk asma, warfarin untuk pembekuan darah dan phenytoin untuk kejang).
  • Penghambat pompa proton ( Omeprazole , Lansoprazole , Rabeprazole , Esomeprazole , Pantoprazole)
  • Merupakan obat yang sangat kuat menghambat pembentukan enzim yang diperlukan lambung untuk membuat asam.
  • Obat ini dapat secara total menghambat pelepasan asam dan efeknya berlangsung lama.
  • Terutama efektif diberikan kepada penderita esofagitis dengan atau tanpa ulkus esofageal dan penderita penyakit lainnya yang mempengaruhi pembentukan asam lambung (misalnya sindroma Zollinger-Ellison).

Antibiotik

  • Digunakan bila penyebab utama terjadinya ulkus adalah Helicobacter pylori.
  • Pengobatan terdiri dari satu macam atau lebih antibiotik dan obat untuk mengurangi atau menetralilsir asam lambung.
  • Yang paling banyak digunakan adalah kombinasi bismut subsalisilat (sejenis sucralfate) dengan tetracyclin dan metronidazole atau amoxycillin , Clarithromycin.
  • Kombinasi efektif lainnya adalah omeprazole dan antibiotik.
  • Pengobatan ini bisa mengurangi gejala ulkus, bahkan jika ulkus tidak memberikan respon terhadap pengobatan sebelumnya atau jika ulkus sering mengalami kekambuhan.
  • Misoprostol
  • Digunakan untuk mencegah ulkus gastrikum yang disebabkan oleh obat-obat anti peradangan non-steroid.
  • Obat ini diberikan kepada penderita artritis yang mengkonsumsi obat anti peradangan non-steroid dosis tinggi. Tetapi obat ini tidak digunakan pada semua penderita artritis tersebut karena menyebabkan diare (pada 30% penderita).

PEMBEDAHAN

  • Jarang diperlukan pembedahan untuk mengatasi ulkus karena pemberian obat sudah efektif.
  • Pembedahan terutama dilakukan untuk:
    • Mengatasi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya prforasi, penyumbatan yang tidak memberikan respon terhadap pemberian obat atau mengalami kekambuhan)
    • 2 kali atau lebih perdarahan karena ulkus
    • Ulkus gastrikum yang dicurigai akan menjadi ganas
    • Ulkus peptikum yang berat dan sering kambuhan.
  • Tetapi setelah dilakukan pembedahan, ulkus masih dapat kambuh dan dapat timbul masalah-masalah lain seperti pencernaan yang buruk, anemia dan penurunan berat badan
Sumber : www.medicastore.com